Rabu, 07 November 2012

Menanamkan Budaya Kerja, Ciptakan Kepuasan Publik

KANDANGAN - Sehari setelah pelaksanaan sosialisasi budaya kerja yang dibuka oleh Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS), Dr H Muhammad Safi’i di pendopo kabupaten, Kabag Organisasi Sekretariat Daerah, Drs H M Abas MSi langsung menindaklanjutinya sesuai dengan apa yang dilaporkan.
Abas yang ditemui Radar Banjarmasin mengatakan, budaya kerja yang diinginkan oleh pemerintah daerah, dapat dikatakan sebagai suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup, sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan, kekuatan pendorong yang membudaya dalam kehidupan suatu kelompok atau organisasi masyarakat.
“ Budaya kerja yang diinginkan adalah untuk membangun sikap dan mental yang baik. Sehingga tidak bosan-bosannya untuk mencari  perbaikan dan penyempurnaan-penyempurnaan lainnya,” ujar Abas Kepada Radar Banjarmasin. Menurut Abas, fungsi dari budaya kerja yang diinginkan adalah untuk menciptakan perbedaan yang jelas antar organisasi yang satu dengan organisasi yang lain. Budaya kerja, akan membawa suatu rasa akan identitas bagi anggota-anggota organisasi.
Dimana budaya kerja yang dilakukan, dapat dengan mudah menimbulkan komitmen pada suatu yang lebih luas, dari pada kepentingan diri pribadi seseorang. Bahkan, budaya kerja akan lebih meningkat  kemantapannya dalam sistem kerja dan sistem sosial dalam suatu organisasi.
Abas mengatakan, dalam pelaksanaanya budaya kerja yang diinginkan ada lima point yang patut diperhatikan, pertama  meningkatkan kualitas kerja, kedua meningkatkan kualitas pelayanan, dan ketiga menciptakan budaya kualitas. Sedangkan yang keempat adalah meningkatkan profesional dan mengurangi kelemahan-kelemahan birokrasi.
Sedangkan manfaatnya, adalah dapat menimbulkan kepuasan kerja dalam meningkatkan pergaulan yang lebih akrab. Selanjutnya dapat meningkatkan disiplin serta pengawasan fungsional yang baik. Sehingga kesadaran tingkat absensi menurun. Bahkan, dalam pelaksanaanya, maka keinginan belajar akan semakin tinggi serta keinginan memberikan yang lebih baik bagi organisasi dan lainnya juga dapat dilaksanakan dengan baik.
Mantan Camat Daha Selatan ini juga mengatakan, beberapa aspek budaya kerja yang sangat berpengaruh saat ini, diantaranya adalah budaya paternalisme, yaitu sikap yang terlalu berorientasi ke atas, sehingga perkembangan dibawah tidak terlihat.  Adanya budaya manajemen yang tertutup, yaitu pemimpin merasa sebagai penguasa yang tidak perlu mengikut sertakan bawahan.
Lucunya, adanya budaya yang kurang mampu membedakan jam kerja dan jam dinas, yaitu urusan pribadi dan urusan dinas. Bahkan masih meningkatnya budaya sistem famili dan koneksi yaitu kebiasaan berupa kecenderungan pilih kasih dalam pembinaan pegawai.
Celakanya, masih melekatnya budaya asal bapak senang, atau memberikan informasi laporan kepada pemimpin dengan penuh rekayasa. Dan yang lebih menyedihkan, adanya budaya tidak senang ketika diperiksa karena terkesan dianggap cenderung mencari-cari kesalahan.
Untuk merubah kebiasaan tersebut, maka diberikanlah pengertian tentang apa itu budaya kerja, dan  penyadaran tentang nilai-nilai budaya kerja serta budaya kerja pemerintah. “Banyak yang harus kita kerjakan, salah satunya adalah mengatur ulang budaya kerja aparatur yang ada di HSS,” ujarnya lagi. (rif/abj)

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "Menanamkan Budaya Kerja, Ciptakan Kepuasan Publik"

Posting Komentar